Mungkin hal yang tidak benar mengenai mesin pencari Google yang dapat kita bahas secara eksplisit dan mungkin banyak orang yang tidak menyadari banyak statement dan juga hal – hal yang tidak benar tentang Google. Bisa dikatakan hal ini menarik mengingat betapa berjayanya Google terhitung sejak tahun 2004.
Dalam artikel hal yang tidak benar tentang mesin pencari Google ini kita akan membahas beberapa aspek yang dinyatakan tidak benar tentang Google.
6 Hal Yang Tidak Benar Tentang Mesin Pencari Google
Dalam sepuluh tahun sejak Google menjadi perusahaan publik, banyak prediksi tentang raksasa mesin pencari ini terbukti salah, menurut laporan dari Money. Masalah dengan membuat pernyataan tentang Google adalah jika prediksimu ternyata meleset, orang bisa langsung mencarinya di Google untuk menunjukkan letak kesalahan kamu.
Untuk informasi dilansir dari akipress.com tidak ada yang bisa benar-benar memprediksi saham Google akan melonjak lebih dari 1.000%, sepuluh kali lipat dari indeks S&P 500 dalam dekade pertamanya sebagai perusahaan publik. Pada tahun 2004, gelembung Internet baru saja berlalu dan IPO Google dianggap sebagai IPO teknologi besar pertama setelah kehancuran sektor teknologi tahun 2000-2002.
Namun, sulit untuk tidak merasa terkejut mendengar beberapa prediksi yang dibuat tentang Google, yang kini menjadi perusahaan ketiga termahal dengan kapitalisasi pasar hampir $400 miliar.
kami telah mengemas sebagian poin baik dari pendapat orang ataupun tanggapan dari beberapa sumber. Berikut yang tidak benar mengenai mesin pencari Google adalah sebagai berikut
1. Google Tidak Akan Bertahan
Dilansir dari Akipress.com Pada tahun 2004, investor Whitney Tilson dari The Motley Fool meragukan masa depan Google. Dia mengatakan bahwa peluang Google menjadi mesin pencari utama dalam lima atau bahkan 20 tahun adalah 50/50.
Menurut Tilson, Dell memiliki peluang yang lebih baik untuk tetap menjadi pemimpin dalam industri komputer pada tahun 2024 daripada Google yang memimpin pencarian di internet pada tahun 2009.
Ternyata, prediksi Tilson meleset. Google masih menguasai hampir 70% pasar pencarian dan lebih dari 90% pasar pencarian di perangkat seluler yang berkembang pesat.
Argumen Tilson mungkin tampak masuk akal saat itu. Dia berpendapat bahwa sama seperti Google menggunakan Yahoo! sebagai mesin pencari utama, ada kemungkinan perusahaan lain akan melakukan hal yang sama kepada Google. Dia juga mengira bahwa posisi Google di pasar tidak terlalu kuat dan bisa dengan mudah digeser.
Namun, Tilson salah dalam menilai kekuatan teknologi pencarian Google. Pada awal 2000-an, algoritma pencarian Google jauh lebih canggih dibandingkan pesaingnya, yang hanya dapat mengakses beberapa juta halaman sementara Google mampu menjelajahi miliaran halaman.
Keunggulan ini memberi Google waktu untuk memanfaatkan teknologi dan mendominasi pasar periklanan daring. Saat ini, Google mengontrol sekitar sepertiga dari semua belanja iklan digital di seluruh dunia.
2. Google Sering Mengubah Fitur dan Ide, dan Tidak Selalu Sukses
Kita semua tahu bahwa Google suka menguji berbagai fitur dan ide baru. Namun, hasilnya seringkali tidak seperti yang diharapkan.
Perubahan yang dilakukan oleh Google dapat membingungkan dan membuat frustasi. Mengubah strategi pemasaran atau rencana merek berdasarkan perubahan yang diumumkan Google bisa berisiko dan tidak bijaksana, seperti yang terlihat pada kasus Google+ dan Markup Kepengarangan.
Google memiliki rencana dan membuat keputusan tentang proyek, aplikasi, dan ide tanpa banyak masukan dari orang luar perusahaan. Ini berarti keputusan yang diambil bisa sangat berbeda dari apa yang diharapkan banyak orang.
Ada banyak contoh produk dan layanan Google yang dulu ada tapi sekarang sudah tidak tersedia lagi.
3. Kamu Harus Membayar untuk Mendapatkan Trafik
Google, sebagai salah satu perusahaan teknologi paling berpengaruh di dunia, memanfaatkan data pengguna untuk menghasilkan keuntungan melalui iklan. Sementara pada masa lalu Google menyediakan sebagian data ini untuk membantu pemasar dengan strategi pemasaran organik, kebijakan tersebut telah berubah drastis.
Meskipun Google menyediakan fasilitas iklan berbayar (Google Ads) yang bisa digunakan untuk mendatangkan trafik lebih cepat, namun itu bukan satu-satunya cara untuk mendapatkan lalu lintas ke website Anda. Anda bisa lebih fokus pada pembuatan konten berkualitas untuk mendapatkan ranking secara organik.
Untuk mendapatkan peringkat yang baik secara organik dan menghindari ketergantungan pada iklan berbayar, penting untuk menerapkan teknik SEO yang efektif. Salah satu cara yang sangat berpengaruh adalah membangun backlink high authority dofollow.
Bila kamu masih merasa sulit untuk mencari backlink yang nantinya akan dipakai untuk penerapan strategi backlink, anda bisa mengakses situs carilink.drr.ac di dalamnya terdapat daftar backlink DA/PA tinggi
4. Google Hanya Punya Satu Keahlian
Steve Ballmer, mantan CEO Microsoft, pernah menyatakan dengan percaya diri bahwa Google hanya memiliki satu keahlian dan produk utama yang menghasilkan uang. Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times pada 20 Juni 2008, Ballmer mengklaim, “Maksud saya, ayolah. Mereka punya satu produk.
Produk itu sudah sama selama lima tahun dan mereka punya Gmail sekarang, tetapi mereka punya satu produk yang menghasilkan semua uang mereka, dan itu tidak berubah selama lima tahun.”
Ballmer, yang dikenal dengan pandangannya yang berani dan juga pernah salah menilai potensi iPhone, bukanlah satu-satunya yang pernah melihat Google sebagai perusahaan dengan hanya satu keunggulan.
Namun, prediksi ini ternyata meleset. Saat ini, Google jauh dari hanya memiliki satu “trik”. Meskipun masih mendominasi pasar pencarian, perusahaan ini telah memperluas jangkauan dan keahliannya ke banyak bidang lainnya.
Google kini adalah pemain kunci dalam banyak industri, termasuk pencarian seluler, sistem operasi seluler, iklan daring, e-commerce, media sosial, komputasi awan, dan bahkan robotika.
Keberagaman dan inovasi ini menunjukkan bahwa Google bukan hanya mengandalkan satu produk atau layanan untuk sukses, melainkan telah membangun portofolio yang luas dan beragam yang mendominasi berbagai sektor teknologi.
5. Microsoft Akan Mengejar Google
Pada 24 Mei 2004, The New Republic mengklaim bahwa Microsoft berencana untuk meluncurkan mesin pencari canggih dalam versi terbaru Windows yang direncanakan rilis pada tahun 2006. Mereka memprediksi bahwa jika mesin pencari tersebut sukses, Google mungkin akan menghadapi nasib yang sama seperti Netscape yaitu digeser dari posisi dominannya.
Namun, kenyataannya berbeda. Mesin pencari Bing milik Microsoft baru diluncurkan tiga tahun setelah prediksi tersebut, dan Bing baru benar-benar terintegrasi ke dalam Internet Explorer pada Windows 8.1 yang dirilis belakangan. Meskipun Bing memperoleh sebagian kecil pangsa pasar desktop sekitar 19% fokus pencarian kini beralih ke perangkat seluler.
Di sektor ini, Google masih memegang kendali yang sangat kuat. Dengan sistem operasi Android yang mendukung sekitar 85% perangkat seluler di seluruh dunia, Google tetap menjadi penguasa pasar, jauh melebihi pangsa pasar Windows yang hanya mencapai 3%.
6. Amankah Privasi Kita?
Dilansir dari Searchenginejournal.com Dulu, mungkin privasi tidak terlalu menjadi perhatian. Tapi saat ini, semuanya berbeda.
Google secara rutin mengumpulkan dan memanfaatkan data pribadi penggunanya. Bahkan, data ini digunakan untuk keuntungan perusahaan.
Meskipun terdengar tidak nyaman, kenyataannya memang demikian. Google melacak setiap pencarian yang kita lakukan.
Riwayat pencarian ini bukan hanya membantu dalam kasus hukum, tetapi juga mendatangkan keuntungan besar dalam bentuk iklan—seperti yang terlihat dari pendapatan iklan yang mencapai $135 miliar pada tahun 2019.
Ini adalah kekuatan yang sangat besar untuk dimiliki oleh satu perusahaan. Ini adalah salah satu aspek paling kontroversial dari model bisnis Alphabet, perusahaan induk Google.
Dengan berkembangnya produk seperti Google Assistant, Google Home, dan Nest, masalah privasi semakin sering menjadi perhatian. Google terus menggunakan data ini untuk menjual iklan, memperkuat pengaruhnya dalam dunia digital.
Kesimpulan
Kami telah menjelaskan beberapa hal yang tidak benar tentang mesin pencari Google, yang sering menjadi kesalahpahaman banyak orang. Dalam sepuluh tahun terakhir, banyak prediksi tentang Google terbukti salah.
Meskipun banyak yang meragukan masa depan dan dominasi Google, kenyataannya adalah bahwa Google tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang dan mendominasi berbagai sektor teknologi.
Meskipun begitu, Google masih menghitung jumlah backlink yang masuk ke sebuah website sebagai sinyal reputasi. Tidak heran jika seluruh pemilik website memanfaatkan link dofollow dari situs terpercaya untuk mendapatkan backlink terpercaya. Backlink berkualitas tinggi dari situs yang terpercaya dapat membantu kamu dalam bersaing secara lebih efektif di mesin pencari.
Baca Juga: Harus Tahu! Inilah 6 Perbedaan SEO On Page dan SEO Off Page!